Pengalaman Berobat ke Penang ,Malaysia
Banyak orang mempunyai
pengalaman menyenangkan berobat ke Malaysia sampai ada orang yang mempunyai
blog dengan artikel "nikmatnya berobat ke penang" mungkin Penang
dengan Malaysia berbeda tapi tetap itu masih termasuk negara Malaysia
Saya terkena stroke dan berobat ke Malaysia tepatnya ke Tung Shin
hospital, satu satunya hospital yang mempunyai dua aliran ilmu kedokteran yaitu
chinese and western. Saya di rawat di bagian chinese division yaitu akupuntur
dan herbal medicine.
Pengalaman saya mungkin berbeda dengan sahabat saya yang berobat ke penang, di
sini semuanya merana. Pelayanan suster yang lamban mungkin karena mereka
kekurangan staff. Fasilitas yg sangat minim spt tv yg mempunyai saluran hanya
sedikit dan gambarnyapun banyak "semutnya". Ac yg tidak pakai remote
jadi untuk on dan off nya memakai saklar dan berisik. Ranjang engkol bukan
remote elektrik untuk naik turun kepala ataupun naik turun ranjang.
Sebagian besar yang dirawat di sini adalah manula dan 90 persen penyakit mereka adalah stroke. Mungkin biaya inap termasuk murah untuk room yang 5 bed hanya rm 40 dan 4 bed rm 60 kalau tidak salah dikarenakan saya menginap di room 1 bed yang per harinya rm 100. Bukan dikarenakan saya banyak uang atau sombong karena apabila saya memilih room 5 bed bersama para manula yang terkena stroke itu sangat berabe karena terkadang mereka buang air di ranjang dan sangat bau belum lagi sebagian besar daripada mereka hanya tergeletak di ranjang tidak bisa melakukan apapun.
Pokoknya untuk disatukan dengan mereka saya tidak mau dikarenakan saya terkena
stroke tapi masih bisa jalan walau terseok seok, dan dapat melakukan hal hal
umum seperti mandi dan buang air sendiri.
Belum lagi kendala di bahasa yang notabene mereka berbahasa mandarin cantonese
dan melayu serta inggris yg agak kacau campur bahasa lahhhh.....
Setiap hari di akupuntur 2 kali, pagi pagi di kepala dan sore di badan. Itupun
setiap hari ditusuk di tempat yang sama, saya tidak tahu apakah memang boleh
seperti itu atau tidak. Sewaktu di Indonesia setiap saya di tusuk jarum
penempatan jarumnya tidak selalu sama. Bayangkan ditusuk setiap hari selama
hampir 2 bulan di tempat yang sama badan sakit dan kepala sakit. Niat sih
kepingin udahan cuman kagok, sudah terlanjur. Dilihat dari perkembangannya
hampir tidak ada perkembangan, walaupun ada sangat kecil.
Iseng iseng saya tanyakan ke tetangga kamar sebelah yang sudah dirawat 3 bulan,
apakah orang yg keluar dari sini kebanyakan sembuh atau tidak. Dia menjawab
hanya yang tadinya tidak bisa jalan jadi bisa jalan walau terseok. Celaka itu
sih sama juga bohong masalahnya sebelum masuk Tung shin saya sudah bisa jalan.
Makin gundah hati ini rasanya.
Besar keinginan untuk pulang tapi banyak alasan yg mengurungkan niat saya itu.
1. Saya tidak ingin pulang tidak ada perkembangan.
2. Saya masih mempercayai dokter yang menyuruh saya dirawat 2 bulan untuk dapat
melihat perkembangannya.
Penilaian saya terhadap dokter di sini mencurigakan juga apakah mereka itu
dokter atau hanya praktisi ilmi kedokteran alias sin she, kalau diliat dari
profilenya mereka itu dokter dan professor....wow. tapi apabila dilihat dari
cara kerja mereka sungguh jauh dari pangkat dokter atau professor.
1. Apabila ada pasien yg sakit selain stroke spt misalkan diare dirujuknya ke bagian western division tidak diobati di chinese division padahal yg sakit itu pasien chinese division..... aneh kan. Masa diare saja tidak bisa ditangani.
2. Penampilan nya jauh sekali dari kata dokter. Mereka semua muda muda. Yang jadi pertanyaan professor setau saya tuh tua dan untuk mendapatkan gelar ini susah dan makan waktu lama. Bukan berarti tidak ada professor muda lhooo.... lihat dulu lah kemari baru anda tahu maksud saya.
4. Cara mereka melakukan penusukan tuh tidak melihat posisi pasien
"pw" (posisi wuenakkk klo bahasa keren nya). Terbayangkan saya
ditusuk dalam posisi kurang pas dalam waktu 30 menit untuk tidak boleh
bergerak, sesudahnya terbayangkan mungkin pegalnya seperti apa. Untuk yang
ditusuk di kepala itu 3 jam tapi kita boleh bergerak kalau untuk yg di kepala.
Selidik punya selidik ternyata gelar professor itu diberikan oleh rumah sakit
bukan dari universitas. Setahu saya hanya master degree yg diberikan universitas
kepada mereka itupun saya tidak tahu setara apa master degree itu.
Yang menyebalkan nya lagi tidak ada wifi di sini, saya sempat tanyakan kalau
tidak ada kenapa ada signalnya setelah saya desak akhirnya diberikan juga
password wifi nya namun bukan wifi tapi hotspot wifi dan sekarang sudah tidak
bisa digunakan lagi. Hanya bisa saya gunakan 1 bulan setelah itu saya gunakan
provider digi yg bertarif rm 5 untuk 1 hari unlimited.
Untuk para blogger yg mempunyai saudara atau orang tua tetkena stroke dan berniat
untuk mencari pengobatan ke Malaysia saya hanya ingin memberikan tips. Harus
melihat kondisinya pasien terlebih dahulu spt misalkan apabila kondisinya sudah
tua dan tidak bisa berjalan dan makan pun susah mungkin boleh dibawa kemari,
hitung hitung spt dimasukkan ke rumah jompo karena biayanya relatif murah di
sini. Dibanding kalau dimasukkan rumah jompo atau memelihara suster ataupun
dirawat sendiri yg relatif berabe. Tapi ingat musti ada yg temani di sini
setidaknya untuk beberaa jam sehari. Blog ini saya persembahkan untuk para
pasien stroke di tanah air dan maaf apabila banyak tulisan yg kacau dikarenakan
ini pertama kali saya membuat blog.
Sampai saat ini saya masih berada di Tung shin. Hari ini tgl 1 agustus 2014.
Apabila ada pertanyaan silahkan tanyakan. Trims
Post a Comment for "Pengalaman Berobat ke Penang ,Malaysia"